
Sejarah Kantor Pos Juanda Bogor
Maret 21, 2025
Comment
Abad 19, Bogor hanyalah sebuah kota kecil yang sudah dihuni banyak penduduk yang terdiri dari beragam bangsa. Orang orang Eropa yang bermukim di Bogor saat itu adalah pemeluk agama Kristen yang taat, sehingga mereka menuntut pendirian gereja untuk tempat beribadat.
Permintaan itupun disambut oleh pemerintah Hindia Belanda yang mememerintahkan jawatan terkait untuk memulai pembangunan gereja pertama di Buitenzorg pada tanggal 13 April 1845. Untuk lokasinya kemudian ditetapkan di pinggir Jalan raya berdampingan dengan Land Plantentuin atau Kebun Raya Bogor.
Setelah selesai dibangun, pada awalnya gereja ini digunakan secara bergantian (simultan) oleh penganut Katholik maupun Protestan. Kondisi ini berlanjut sampai tahun 1896, yaitu setelah umat Katolik di Buitenzorg mendapatkan tempat ibadat baru mereka di Gereja Katedral.
Adapun lokasi bangunan gereja yang baru itu terletak tidak jauh dari gereja lama. Sejak itulah, orang-orang Katolik mulai beribadat setiap hari Minggu di bangunan yang baru. Sedangkan gereja lama tetap melayani peribadatan orang-orang Katolik.
Setelah selesai dibangun, pada awalnya gereja ini digunakan secara bergantian (simultan) oleh penganut Katholik maupun Protestan. Kondisi ini berlanjut sampai tahun 1896, yaitu setelah umat Katolik di Buitenzorg mendapatkan tempat ibadat baru mereka di Gereja Katedral.
Adapun lokasi bangunan gereja yang baru itu terletak tidak jauh dari gereja lama. Sejak itulah, orang-orang Katolik mulai beribadat setiap hari Minggu di bangunan yang baru. Sedangkan gereja lama tetap melayani peribadatan orang-orang Katolik.
Setelah tahun 1920 barulah bangunan gereja baru dibangun khusus untuk umat Kristen Protestan. Bangunan tersebut berada di dekat komplek Istana Bogor dan tidak jauh dari dua bangunan gereja yang sudah ada, yaitu gereja lama dan gereja Katedral.
Bangunan gereja umat Katolik yang baru itu dikenal dengan nama Koningin Wilhelmina Kerk atau Gereja Ratu Wilhelmina, kelak gereja itu lebih dikenal dengan nama Zebaoth. Bagi orang-orang pribumi, mereka lebih terbiasa menyebut gereja ini dengan nama gereja ayam karena ada ornamen ayam di atas bangunannya.
Setelah ditinggalkan umatnya yang beribadat di gerejanya masing-masing, gereja lama menjadi bangunan kosong yang tidak lagi digunakan untuk beribadat. Pemerintah setempat kemudian menghibahkan bangunan gereja lama kepada Jawatan Post Telegraaf Telefoon yang bergerak di bidang pos dan telekomunikasi milik Hindia Belanda. Sebelumnya, jawatan ini berkantor di salah satu bangunan yang ada di Stasiun Bogor.
Berpindahnya jawatan yang kelak menjadi Cikal Bakal Telkom itu ke bangunan gereja lama dianggap cukup tepat, karena dapat menjadikan pengiriman surat menyurat menjadi lebih cepat, terlebih lagi lokasinya yang berada di pinggir jalan yang dahulu pernah menjadi bagian dari Jalan Raya Pos atau Grootepost weg di era Daendels.
Bangunan gereja umat Katolik yang baru itu dikenal dengan nama Koningin Wilhelmina Kerk atau Gereja Ratu Wilhelmina, kelak gereja itu lebih dikenal dengan nama Zebaoth. Bagi orang-orang pribumi, mereka lebih terbiasa menyebut gereja ini dengan nama gereja ayam karena ada ornamen ayam di atas bangunannya.
Setelah ditinggalkan umatnya yang beribadat di gerejanya masing-masing, gereja lama menjadi bangunan kosong yang tidak lagi digunakan untuk beribadat. Pemerintah setempat kemudian menghibahkan bangunan gereja lama kepada Jawatan Post Telegraaf Telefoon yang bergerak di bidang pos dan telekomunikasi milik Hindia Belanda. Sebelumnya, jawatan ini berkantor di salah satu bangunan yang ada di Stasiun Bogor.
Berpindahnya jawatan yang kelak menjadi Cikal Bakal Telkom itu ke bangunan gereja lama dianggap cukup tepat, karena dapat menjadikan pengiriman surat menyurat menjadi lebih cepat, terlebih lagi lokasinya yang berada di pinggir jalan yang dahulu pernah menjadi bagian dari Jalan Raya Pos atau Grootepost weg di era Daendels.
Pada pertengahan tahun 1930-an, bangunan jawatan kantor pos dan telegraf Hindia Belanda direnovasi untuk mendukung aktivitas para pegawainya. Renovasi tersebut meliputi penambahan ruangan dengan menghilangkan tiang-tiang besar lalu menutupinya dengan bangunan baru.
Setelah kedaulatan negara Republik Indonesia, bangunan seluas 1.161 m² yang berdiri di atas lahan seluas 2.087 m² diambil alih negara. Bangunan ini kemudian digunakan menjadi Kantor Pos Besar Bogor yang melayani pengiriman surat, telegram, wesel pos, dan barang.
Sampai saat ini, bangunan kantor pos besar di Jalan Juanda Bogor menjadi satu-satunya pelayanan pos yang selalu ramai didatangi mereka yang memiliki kepentingan.
Setelah kedaulatan negara Republik Indonesia, bangunan seluas 1.161 m² yang berdiri di atas lahan seluas 2.087 m² diambil alih negara. Bangunan ini kemudian digunakan menjadi Kantor Pos Besar Bogor yang melayani pengiriman surat, telegram, wesel pos, dan barang.
Sampai saat ini, bangunan kantor pos besar di Jalan Juanda Bogor menjadi satu-satunya pelayanan pos yang selalu ramai didatangi mereka yang memiliki kepentingan.
0 Response to "Sejarah Kantor Pos Juanda Bogor"
Posting Komentar