Nostalgia Bioskop di Bogor jaman dulu

Nostalgia Bioskop di Bogor jaman dulu

Riwayat Bioskop di Bogor jaman dulu

Riwayat bioskop di Bogor jaman dulu sudah dimulai sebelum televisi masuk ke Indonesia pada 1962. Hiburan rakyat saat itu adalah seni pertunjukan seperti panggung sandiwara, pagelaran wayang hingga tontonan film layar lebar di gedung-gedung bioskop terkenal pada masanya.


Bioskop merupakan prasarana hiburan rakyat yang paling populer dan banyak dinikmati masyarakat dari berbagai kalangan. Di era 1950 s/d 1990-an ketika televisi masih menjadi barang mewah, keberadaan bioskop semakin tumbuh dan berkembang di berbagai daerah.

Di Bogor ada beberapa gedung bioskop yang selalu ramai dikunjungi penggemar setianya. Bioskop-bioskop di Bogor rata-rata memutar film-film keluaran barat, mandarin, india dan film-film lokal. Saat itu genre film yang paling banyak diminati adalah horror dan action.

Karena dulu belum ada media sosial dan televisi swasta, maka promosi film yang tayang akan dilakukan dengan menyebarkan pamflet atau selebaran iklan-iklan film dari sebuah kendaraan yang dihiasi dengan beragam poster film.

Sampai siaran Televisi Republik Indonesia (TVRI) mengudara ke seluruh wilayah di Tanah air pun, bioskop tetap menjadi satu-satunya hiburan favorit kawula muda tempo dulu. Bagi muda-mudi jaman dulu, bioskop menjadi tempat tongkrongan paling mengasyikkan karena mereka dapat bercengkerama dan berkenalan dengan orang-orang baru untuk berbagi cerita.

Umumnya gedung-gedung bioskop memiliki aula dengan beragam poster-poster film terpajang di dinding. Keberadaan poster-poster itu menjadi satu-satunya referensi dalam memilih film yang akan ditonton. Tak jarang, jauh lebih seram melihat posternya ketimbang ketika sudah menonton filmnya. Itu karena kebanyakan poster-poster film jaman dulu dibuat dalam bentuk ilustrasi atau lukisan.

Warna-warni gedung bioskop di Bogor tempo dulu

Ramainya dunia hiburan layar lebar menjadikan bioskop di Bogor semakin berkembang. Hingga tahun 1980an, banyak bermunculan gedung-gedung bioskop baru di seluruh pelosok kota kabupaten. Kondisi ini berlangsung hingga pertengahan 1990an, sebelum era laser disc dan video disc (VCD) meyerang.

Beberapa gedung bioskop di Bogor yang masih bertahan hingga tahun 1990an adalah:

1. Presiden Theater

Presiden theater sudah ada sejak tahun 1935 dengan nama Maxim. Pada masa kolonial Hindia Belanda, Maxim menjadi gedung serba guna selain fungsi utamanya sebagai bioskop atau theater. Bioskop Maxim merupakan hasil renovasi atau modernisasi dari gedung bioskop Rialto yang sebelumnya terbakar pada 3 Juli 1935.

Presiden  Theater ex Maxim



Pada masa pendudukan Jepang, Maxim menjadi tempat untuk menggelorakan semangat nasionalisme. Di tempat ini pula, Presiden Sukarno pernah berpidato diam-diam untuk memupuk jiwa nasionalisme di kalangan pemuda Bogor.

Perubahan nama menjadi Presiden Theater terjadi pada tahun 1980an, setelah bekas gedung bioskop Maxim itu dibeli oleh seorang pengusaha India. Sejak itulah bioskop ini kerap memutar film-film bollywood di masa kejayaan Amitabhacan.

Kejayaan Bioskop Presiden kian memudar setelah dunia hiburan mulai merambah dunia televisi nasional. Gedung bioskop ini pun sempat terbengkalai selama berpuluh-puluh tahun.


2. Bioskop Taruma

Tidak jauh dari tempat legendaris Jembatan Merah, dahulu pernah berdiri sebuah gedung bioskop yang juga sudah ada sejak masa penjajahan. Dulu namanya Bioscoop Centraal, nama jalan di sampingnya pun dinamai Jalan Bioskop (Bioscoopweg), orang-orang menyebutnya gang bioskop. Jalan raya ini menghubungkan Jalan Kapten Muslihat dengan Jalan Pabrik Gas di Ciwaringin.

Bioskop Centraal kelak menjadi Taruma



Setelah tahun 1950, namanya berganti menjadi Bioskop Taruma. Nama jalan Bioskop pun kemudian diganti menjadi Jalan Mayor Oking Djajatmadja untuk mengenang sosok Mayor Oking Pahlawan dari Bogor.

Menjelang akhir 1980an, lahan bekas bioskop Taruma beralih fungsi menjadi kawasan pertokoan dengan plazanya yang terkenal pada saat itu Muria Plaza.


3. Bioskop Ramayana

Salah satu gedung bioskop yang cukup terkenal di era 1980-an adalah Ramayana theater. Bangunannya berada di lokasi yang sejak dahulu merupakan sebuah kawasan perniagaan yaitu Pasar Ramayana. Pasar tradisional ini selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat Bogor dari berbagai kalangan.

Bioskop Ramayana
Bioskop Ramayana 




Sebelum gedung bioskop ini berdiri, pada masa penjajahan kolonial di lokasi ini pernah berdiri sebuah bangunan hotel yang sangat terkenal hingga manca negara. Hotel Bellevue namanya, keindahan pemandangan sungai Cisadane dan Gunung Salak menjadi ikon kemewahan yang didapatkan penghuninya saat bercengkerama di beranda hotel.

Bioskop Ramayana pada masa itu sering memutar film-film barat box office terutama yang dibintangi oleh aktor-aktor terkenal era 70-80an. Keberadaan bioskop ramayana hanya sampai pada awal milenium saja, karena setelah itu di lokasi ini berdiri sebuah mall pertokoan yang bernama Bogor Trade Mall.

4. Bioskop Bogor Theater

Sejak masa penjajahan, Jalan Suryakancana menjadi salah satu jalan yang paling sibuk dengan aktivitas warganya saat itu. Jalan yang dikenal dengan nama Jalan Perniagaan ini atau Handelstraat sejak dahulu memang sudah dirancang menjadi kawasan ekonomi. Terlebih lagi di daerah ini terdapat pasar baru yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

Bogor theater tahun 1980
Bogor theater tahun 1980



Pembangunan Bogor theater dimulai pada tahun 1972 dengan merubah struktur bangunan pasar bogor dahulu yang masih berupa area plaza terbuka. Bioskopnya berada di lantai dua, sementara lantai satu digunakan sebagai pusat perbelanjaan. Mulai dari pita kaset, pakaian hingga barang elektronik dapat ditemukan di tempat ini.

Setelah tahun 1990, kawasan pertokoan dan bioskop yang berada di pinggir Jalan Suryakencana ini dirubuhkan lalu diganti dengan bangunan baru yang dikenal dengan nama Plaza Bogor. Keberadaan Plaza Bogor hanya bertahan sampai tahun 2023 sebelum akhirnya diganti lagi dengan bangunan baru.

5. Bioskop City Ranggagading

Bioskop City berada 300 meter jauhnya dari Bogor theater. Gedungb bioskop yang terletak di Jalan Ranggagading ini kemungkinan sudah berdiri sejak tahun 1950. Bioskop ini cukup populer bagi masyarakat sekitar. Selain karena harga tiketnya yang murah meriah, film-film yang ditayangkan pun cukup menghibur.

Bioskop City tahun 1950 dan 1970
Bioskop City tahun 1950 dan 1970



Keberadaan gedung bekas bioskop ini tidak akan dapat disaksikan pada hari ini, karena sudah berubah menjadi bangunan perguruan tinggi.

Keberadaan bioskop lain di Bogor

Sejak tahun 1990, beberapa bioskop di Bogor mulai mengalami penurunan pengunjung. Hal ini antara lain disebabkan oleh dunia hiburan yang sudah merambah ke setiap rumah. Pada masa itu, televisi menjadi perangkat elektronik yang wajib dimiliki sebuah keluarga. Bahkan tak jarang mereka yang tidak memiliki televisi biasanya akan rela mengintip siaran tayangan dari balik jendela tetangga.

Nonton televisi di rumah tetangga
Nonton televisi di rumah tetangga


Selain lima bioskop favorit di atas, masih ada beberapa bioskop di Bogor tempo dulu yang memiliki penggemarnya masing-masing, di antaranya adalah Galaxy di Tajur, Wijaya Theater di Jalan Pemuda, Bioskop Nasional di dekat Balaikota Bogor, Capitol dan Sukasari theater di Jalan Siliwangi, Orient di Jalan Merdeka, dan lain sebagainya.

Sebagian besar bioskop tersebut tidak dapat bertahan di tengah kemajuan zaman dan teknologi yang terus berkembang. Siaran televisi swasta RCTI yang mulai mengudara sejak 24 Agustus 1989 menjadi salah satu penyebab malasnya orang-orang pergi ke bioskop, apalagi pada saat itu siaran RCTI banyak memutar film-film serial yang sangat menarik untuk ditonton belum lagi tayangan hiburan musik dan film layar lebar yang muncul setiap minggunya.

Keberadaan VCD-VCD bajakan pun menjadi salah satu penyebab bioskop banyak yang gulung tikar. VCD yang dibeli dengan harga murah itu mampu menggantikan tayangan yang sedang hits di Bioskop, biarpun kualitasnya jauh dari kata sempurna.




0 Response to "Nostalgia Bioskop di Bogor jaman dulu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel