
Sejarah Kelam Istana Bogor
November 13, 2023
Comment
Setelah menguasai Bogor, pasukan Jepang menjadikan Istana Bogor sebagai markas tentara. Ruang bawah Istana pun dirubah menjadi ruangan tahanan lengkap dengan sel-sel sempitnya. Mereka juga menawan orang-orang Belanda dan keturunannya lalu menempatkannya dalam kamp intermiran.
Untuk melindungi bangunan ini dari pantauan musuh di udara, tentara Jepang melapisi dinding istana dengan cat yang berwarna gelap. Begitu pun kolam-kolam yang dulu menghiasi halaman istana ditimbun tanah, lalu di atasnya ditanami rumput dan semak untuk mengelabui musuh.
Kondisi yang sama juga terjadi pada bangunan strategis lain yang ada di kota Bogor seperti Hotel Salak dan Tugu Pilar Wittepaal yang diwarnai dengan warga gelap untuk menyamarkan dari musuh.
Halaman istana dibiarkan tidak terurus, sedangkan rusa-rusa yang berkeliaran di halaman istana ditangkapi untuk dijadikan santapan penambah energi bagi serdadu Jepang. Alhasil, rusa yang dulu berjumlah ratusan ekor itu kini tersisa puluhan ekor saja.
Bukan itu saja, Jepang juga menjarah benda-benda seni yang bernilai tinggi yang sebelumnya ada di dalam Istana Bogor. Beberapa keris, tombak, dan benda-benda pusaka peninggalan kerajaan-kerajaan di Nusantara dicuri dan dijadikan hadiah untuk sang Kaisar.
Adapun barang-barang yang terbuat besi mulai dari tiang lampu yang didatangkan dari Eropa, pagar besi, hingga elemen artistik Istana dikumpulkan untuk dijadikan bahan untuk membuat senjata dalam rangka menyukseskan gerakan mereka untuk mendirikan Asia Raya.
Serangan bom atom ke Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945 membuyarkan impian Jepang untuk menguasai dunia. Kekalahan telak tersebut menjadikan mereka juga harus hengkang dari tanah jajahannya, termasuk Indonesia.
Dalam kondisi itulah, tidak lama berita proklamasi kemerdekaan sampai ke Bogor, para pemuda dari Badan Keamanan Rakyat (BKR) segera menduduki Istana Bogor setelah beratus-ratus tahun lamanya dikuasai pemerintah kolonial. Upaya pendudukan itu terjadi di tengah kekosongan pemerintahan yang berlangsung selama beberapa bulan setelah Sukarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Saat itu, Istana Bogor dalam kondisi yang compang camping. tembok-tembok istana dicat dengan warna gelap dan sebagian mengelupas sehingga terkesan kumuh. Rumput yang dulu tertata rapih di halaman istana telah berubah menjadi semak belukar.
Kedatangan pasukan Sekutu pimpinan Inggris di Bogor pada awalnya bertujuan untuk menjaga keamanan serta memulangkan tawanan perang ke negara asalnya. Namun hal ini justru menuai konflik baru karena mereka juga membawa serta tentara Belanda yang mengatasnamakan NICA atau pemerintahan sipil Hindia Belanda.
Para pemuda BKR yang menduduki Istana didesak oleh Inggris untuk segera meninggalkan istana BOGOR. Hal ini ini kontan memicu amarah para pemuda yang tidak ingin Istana Bogor kembali diduduki Belanda. Namun atas arahan Perdana Menteri Sutan Sjahrir mereka dengan sangat terpaksa harus meninggalkan istana.
Selama tahun 1945 s/d 1948 Bogor dikuasai Sekutu dan Belanda, selama itu pula pertempuran demi pertempuran terus terjadi antara pejuang Republik dengan penjajah. Tidak terhitung berapa jumlah korban dari pihak pejuang yang gugur juga tidak terhitung berapa kerugian yang dialami rakyat selama masa penindasan itu.
Istana Bogor secara resmi diserahkan pada 1949, yaitu setelah pemerintah Kerajaan Belanda mau mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Sejak Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, Belanda enggan mengakui hal tersebut, mereka berdalih Indonesia baru merdeka pada 29 Agustus 1949, yaitu saat penyerahan kedaulatan melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.
Namun sebelum diserahkan kepada pemerintah RI, Belanda terlebih dulu mengungsikan koleksi barang seni bernilai tinggi yang masih tersisa di dalam Istana untuk dibawa ke negaranya. Barang yang ditinggalkan oleh Belanda antara lain lima buah cermin berukuran besar, dan peralatan rumah tangga saja.
Meskipun telah menjadi milik pemerintah Republik Indonesia, namun Istana Bogor belum mendapat perhatian dari para petinggi negara. Baru setelah tahun 1952, Presiden Sukarno secara bertahap melakukan renovasi terhadap bangunan istana.
Pemugaran tersebut meliputi penambahan sebuah beranda di bagian depan bangunan induk yang ditopang oleh tiang besi berjumlah enam buah. Beranda tersebut terhubnung sampai ke serambi depan sehingga selain berfungsi untuk menambah keanggunan istana, juga menjaga tamu dan pengunjung istana dari hujan yang sering turun di Bogor. Selain itu, jembatan kayu yang menghubungkan bangunan induk dengan sayap diganti menjadi koridor.
Upaya pemugaran istana dipercepat waktunya setelah adanya pertemuan pemimpin lima negara di Colombo pada tahun 1954. Pada tahun yang sama, dibangun pula lima buah pavilion di halaman istana yaitu pavilion Amarta, Pringgodani, Madukara, Dwarawatim, dan Jodipoti yang kelak dikenal dengan nama Pavilion 1,2,3,4 dan 5.
![]() |
Istana Bogor tahun 1990an |
Sampai saat ini, keberadaan Istana Bogor memberikan kebanggaan tersendiri bagi warga Bogor, terlebih lagi di daerah ini pada dulunya juga pernah berdiri Kerajaan Pakuan Pajajaran dengan istananya yang berada di sekitaran Batu tulis.
0 Response to "Sejarah Kelam Istana Bogor"
Posting Komentar