
Sejarah Hotel Salak yang berganti nama hingga enam kali
November 22, 2023
Comment
Hotel Salak the Heritage berlokasi di Jalan Juanda. Bangunannya sendiri merupakan peninggalan era kolonial dan sudah terdaftar sebagai Bangunan Cagar Budaya di Kota Bogor. Dari sejak awal pembangunannya, hotel ini ternyata sudah enam kali berganti nama, dan inilah riwayatnya.
Hotel ini mengalami masa-masa suram pada tahun 1913, namanya kemudian berganti menjadi N.V American Hotel. Tidak butuh waktu lama, hotel ini mengalami kebangkrutan. Pada tahun 1922, E.A Dibbets sang manajer yang juga pemilik saham terbesar dari NV American Hotel ini pun mengambil alih dan mengganti nama hotel ini menjadi Hotel Dibbets.
Pada tahun 1932, hotel Dibbets berpindah tangan dan berada di bawah pengelolaan Hotel Bellevue yang terletak tidak jauh dari lokasi hotel ini. Namanya kemudian digantikan menjadi Hotel Bellevue-Dibbets.
Pada saat Jepang menduduki Hindia Belanda (Indonesia) pada 1941-1945, hotel ini dijadikan sebagai markas tentara jepang. Lalu pada 1948, pengelolaan bangunan hotel ini diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Baru pada tahun 1950, hotel mengalami renovasi dan memiliki nama baru yang dikenal hingga saat ini yaitu Hotel Salak.
Hotel Salak kembali mendapatkan nama barunya pada September 1998 dengan menambahkan kata Heritage di belakang nama hotel sehingga namanya menjadi Hotel Salak the Heritage. Nama terakhir inilah yang masih tetap digunakan hingga saat ini.
Demikian Sejarah Hotel Salak yang sudah berganti nama hingga enam kali sampai akhirnya dikenal dengan nama Hotel Salak The Heritage seperti saat ini.
Pembangunan hotel ini terjadi di masa Gubernur Jenderal Hindia Belanda Albertus Javob Duimayer van Twist pada 1856, dan bersamaan waktunya dengan renovasi Istana Bogor yang sebelumnya rusak berat oleh gempa besar pada 1834.
Pada awalnya, bangunan yang dikelola oleh keluarga Twist ini adalah sebuah rumah penginapan bagi tamu-tamu negara yang berkunjung ke Istana. Beberapa tahun kemudian, mereka mengembangkannya menjadi sebuah hotel dengan nama Binnenhof.
Pada awalnya, bangunan yang dikelola oleh keluarga Twist ini adalah sebuah rumah penginapan bagi tamu-tamu negara yang berkunjung ke Istana. Beberapa tahun kemudian, mereka mengembangkannya menjadi sebuah hotel dengan nama Binnenhof.
Hotel tersebut dianggap sangat mewah pada zamannya, atau setara dengan hotel bintang empat. Lokasinya yang dekat dengan Istana menjadikannya sering dikunjungi oloeh tamu Istana maupun pendatang untuk menginap. Selain itu, hotel ini juga kerap menjadi lokasi pertemuan baik untuk bisnis atau rapat yang membahas administrasi pemerintahan.
Hotel ini mengalami masa-masa suram pada tahun 1913, namanya kemudian berganti menjadi N.V American Hotel. Tidak butuh waktu lama, hotel ini mengalami kebangkrutan. Pada tahun 1922, E.A Dibbets sang manajer yang juga pemilik saham terbesar dari NV American Hotel ini pun mengambil alih dan mengganti nama hotel ini menjadi Hotel Dibbets.
Pada tahun 1932, hotel Dibbets berpindah tangan dan berada di bawah pengelolaan Hotel Bellevue yang terletak tidak jauh dari lokasi hotel ini. Namanya kemudian digantikan menjadi Hotel Bellevue-Dibbets.
![]() |
Hotel Bellevue Dibbets tahun 1932 |
![]() |
Interior hotel bellevue dibbets tahun 1932 |
Pada saat Jepang menduduki Hindia Belanda (Indonesia) pada 1941-1945, hotel ini dijadikan sebagai markas tentara jepang. Lalu pada 1948, pengelolaan bangunan hotel ini diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Baru pada tahun 1950, hotel mengalami renovasi dan memiliki nama baru yang dikenal hingga saat ini yaitu Hotel Salak.
Hotel Salak kembali mendapatkan nama barunya pada September 1998 dengan menambahkan kata Heritage di belakang nama hotel sehingga namanya menjadi Hotel Salak the Heritage. Nama terakhir inilah yang masih tetap digunakan hingga saat ini.
Demikian Sejarah Hotel Salak yang sudah berganti nama hingga enam kali sampai akhirnya dikenal dengan nama Hotel Salak The Heritage seperti saat ini.
0 Response to "Sejarah Hotel Salak yang berganti nama hingga enam kali"
Posting Komentar