Jembatan Merah riwayatmu dulu

Jembatan Merah riwayatmu dulu



Jembatan Merah adalah nama sebuah jembatan yang melintasi Sungai Cipakancilan di bawahnya. Jembatan ini berada di pertigaan Jalan Merdeka, Jalan Kapten Muslihat, dan Jalan Panaragan. Jembatan yang dibangun di masa kolonial ini keberadaannya masih ada hingga sekarang dengan bentuk asli yang tetap dipertahankan.

Pada jaman dahulu, jembatan merah memiliki nama Rode brug dalam bahasa Belanda yang jika diterjemahkan berarti Jembatan Merah. Adapun asal usul pemberian nama tersebut adalah karena aspal di atas jembatan yang berwarna merah sehingga penduduk menyebutnya dengan nama jembatan merah.

Jembatan Merah dibangun di atas aliran Sungai Cipakancilan yang mengalir hingga kawasan Kedung Badak dekat Jembatan Satu Duit, Kota Bogor. Sungai ini dibuat 0leh bupati Kampung Baru, Arya Natanegara pada tahun 1775. Sedangkan jalan raya yang melintasi jembatan merah pada masa lalu dikenal dengan nama Jalan Banten (Bantammerweg) yang kemudian diganti menjadi Jalan Kapten Muslihat pada tahun 1970an. 

Pada awalnya, sungai Cipakancilan dibuat untuk mengaliri persawahan di sebelah utara dayeuh Bogor mulai dari Cimanggu, Kebon Pedes sampai Cibuluh dan Kedung Badak hingga kemudian berakhir di Sungai Ciliwung. Sedangkan aliran Sungai di sekitar Paledang dipecah menuju kanal Cidepit yang mengalir sampai ke Mantarena Lebak.

Jembatan merah adalah jembatan yang penuh dengan nostalgia dan sejarah, khususnya bagi mereka yang pernah mengalami masa-masa tersebut. Orang-orang tua di Bogor pernah bercerita kalau di sekitar jembatan merah selalu ramai oleh para penduduk terutama setiap hari libur.

Penduduk sedang menjarin ikan di bawah Jembatan Merah taun 1947
Penduduk sedang menjarin ikan di bawah Jembatan Merah tahun 1947 Foto: Max van der Laarse



Semua masyarakat dari berbagai kalangan akan menyempatkan diri mengunjungi kawasan di sekitar Jembatan merah untuk sekedar berjalan-jalan maupun mencari makanan. Tempat ini juga menjadi favorit orang-orang Belanda untuk berfoto selain Hotel Bellevue, termasuk para pejabat pemerintahan di kala senggangnya.

Salah satunya adalah Mr. M. Treub seorang direktur Kebun Raya yang sering bersama keluarganya bersantai dan mengamati aktivitas masyarakat di sekitar Jembatan Merah.

Ramainya kawasan di sekitar Jembatan Merah tidak hanya terlihat pada siang hari saja, tetapi pada malam hari pun terutama di malam minggu atau malam hari besar, para remaja berdarah Eropa dan priyayi yang bergabung dalam klub sosial “Societeit” sering menghabiskan waktunya di kawasan ini.

Pada jaman dahulu, aliran Sungai Cipakancilan masih cukup deras. Beragam jenis ikan pun berhabitat di dalamnya. Para penduduk sering terlihat mencari ikan dengan cara dipancing ataupun dijala. Di pinggiran sungainya pun dahulu masih banyak ditemukan pohon buah-buahan yang buahnya sering terjatuh dan terbawa arus sungai.

Tidak hanya jenis-jenis ikan saja, beragam satwa liar dan burung pun dapat ditemukan di kawasan sekitar Sungai Cipakancilan yang berada dekat Jembatan Merah di masa lalu. Tapi sekarang, keindahan pemandangan yang dipenuhi keberagaman jenis satwa di sekitar Jembatan merah telah tergantikan oleh dinding-dinding beton yang angkuh berdiri.



0 Response to "Jembatan Merah riwayatmu dulu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel