Cipakancilan yang terkucil

Cipakancilan yang terkucil

Cipakancilan adalah nama aliran sungai yang membelah Kota Bogor. Walaupun terdapat beragam versi cerita mengenai asal usul Cipakancilan, namun namanya sudah disebutkan dalam dua naskah kuno.

Cipakancilan yang terkucil


Dalam naskah Carita Parahiyangan dan naskah Bujangga Manik, nama Cipakancilan sangat erat kaitannya dengan kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran. Disebutkan dalam naskah tersebut bahwa di hulu Sungai Cipakancilan letaknya keraton Pajajaran yang bernama Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati.

Cipakancilan terdiri dari dua suku kata yaitu Ci dan Pakancilan. Dalam bahasa Sunda, Ci berarti air sedangan pakancilan berarti hewan kancil. Cipakancilan bisa saja memiliki arti air tempat para kancil melepas dahaga atau aliran sungai yang menjadi tempat berkumpulnya hewan sejenis kancil.

Sungai Cipakancilan konon sudah ada sejak kerajaan Pajajaran masih berdiri. Sungai ini dibuat semasa Prabu Siliwangi masih bertahta di kerajaan Sunda tersebut. Pada tahun 1775, Demang Aria Natanegara dari Kampung Baru yang berkedudukan di Empang, membuat kanal baru dengan membuat sodetan dari Sungai Cisadane. Pembangunan kanal itu terus berlanjut sampai ke wilayah Tanah Sareal.Sodetan Sungai Cisadane ke Cipakancilan tahun 1775



Kanal baru itu kelak dikenal dengan nama Cipakancilan. Aliran sungainy mengalir dari Sungai Cisadane di Empang melintasi Paledang, jembatan Merah, Ciwaringin, Cimanggu, Cibuluh, dan berakhir di sungai Ciliwung yang ada di daerah kedung Badak, dekat dengan Jembatan Satu Duit.

Sungai Cipakancilan dahulu digunakan airnya untuk irigasi dan pengarian lahan-lahan pertanian yang dulu banyak ditemukan di sepanjang alirannya. Lahan-lahan tersebut meliputi area persawahan, kolam-kolam ikan, lahan perkebunan mulai dari tanaman coklat, pisang, dan buah-buahan. Dengan dibuatnya Cipakancilan, maka pengairan untuk lahan pertanian yang berada di utara Bogor menjadi lebih maksimal.Aliran kanal baru Cipakancilan tahun 1778 | Peta koleksi dehaan



Denah di atas adalah peta koleksi de Haan bertahun 1778 yang menggambarkan aliran Sungai Cipakancilan yang mengalir dari kawasan Empang sampai Kedung Badak.

Cipakancilan yang kian terkucil

Setelah Kota Bogor semakin berkembang dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, Sungai Cipakancilan seolah menjadi semakin terkucil. Air sungainya tidak lagi jernih seperti dulu, ikan-ikan penghuni sungai pun semakin langka jenisnya dan sulit ditemukan.Sungai Cipakancilan kini



Lahan-lahan pertanian yang dulu ditemukan di sepanjang aliran Cipakancilan kini berganti rupa menjadi kawasan pemukiman yang padat penduduk. Begitu juga dengan deretan rumah-rumah toko di pusat kota yang berdiri megah mengapit Sungai Cipakancilan di bawahnya.

Ditambah lagi kotornya sungai Cipakancilan oleh sampah dan limbah yang berasal dari rumah tangga dan industri membuat Cipakancilan kian terpencil.



0 Response to "Cipakancilan yang terkucil"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel